MENGAPLIKASIKAN PRINSIP DISIPLIN DIRI AL-QUR’AN: MENGUBAH KEBIASAAN BURUK MENJADI KEKUATAN KARAKTER ALA ‘INSAN KAMIL’
MENGAPLIKASIKAN PRINSIP DISIPLIN DIRI AL-QUR’AN: MENGUBAH
KEBIASAAN BURUK MENJADI KEKUATAN KARAKTER ALA ‘INSAN KAMIL’
Diinspirasi dari: Change Your Bad Habit oleh Badrul Munir
Buchori
Di era modern yang serba cepat ini, kita sering merasa
terperangkap dalam siklus kebiasaan yang berulang. Kita bekerja keras, belajar
tekun, namun hasil yang didapatkan terasa stagnan atau bahkan menurun. Sering
kali, akar masalahnya bukanlah pada kurangnya potensi atau minimnya peluang,
melainkan pada kualitas diri yang belum maksimal. Kualitas diri ini, yang di
dalamnya termasuk cara berpikir (mind-set), karakter, dan kebiasaan,
adalah modal terpenting yang menentukan apakah kita akan sekadar menjalani
hidup atau benar-benar meraih kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Buku "Change Your Bad Habit" menawarkan sebuah
sudut pandang mendalam bahwa perubahan sejati tidak dimulai dari penampilan
luar atau capaian semu, melainkan dari upaya sungguh-sungguh untuk menjadi Pribadi
yang Berkarakter Kuat dan Manusia Berkualitas Tinggi (Be a High
Quality Person). Artikel ini, yang terinspirasi dari visi tersebut, akan
memaparkan kerangka kerja komprehensif untuk mengubah kebiasaan buruk menjadi
pilar karakter yang kokoh. Ini adalah peta jalan untuk tidak hanya menjadi
orang yang sukses, tetapi juga menjadi seorang Insan Kamil (manusia yang
sempurna), pribadi unggul yang dibentuk oleh sepuluh karakter fundamental yang
berlandaskan spiritualitas, intelektualitas, dan kemandirian.
Mengapa kita harus fokus pada kualitas diri? Karena
kesuksesan yang hanya diukur dari tampilan luar, jabatan, atau kehormatan semu,
akan mudah rapuh dan hilang. Upaya untuk meraih penghormatan dengan jalan
pintas atau cara curang hanyalah kehormatan yang palsu. Sebaliknya, memiliki
kepribadian yang baik akan membuat nilai diri kita bertambah pula dan
menjadi pondasi untuk kesuksesan yang abadi. Upaya tersebut bermuara pada satu
prinsip fundamental: Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang lain akan baik
kepadamu.
Filosofi Manusia Berkualitas Tinggi: Mengenal Diri, Mengenal
Tuhan
Langkah awal untuk mengubah kebiasaan adalah mengenali diri
kita: sifat, bakat, kelebihan, dan terutama, kelemahan kita. Filsafat yang
diusung dalam konteks ini adalah adagium suci: “Man 'arafa nafsahu, fa qad
'arafa Rabbahu” (Barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan dapat mengenal
Tuhannya). Mengenal diri berarti mengetahui seberapa tinggi kualitas diri kita
dan harus memperbaikinya agar tidak merosot.
Manusia berkualitas tinggi tidak hanya memahami kelebihan,
tetapi juga menyadari dan menerima segala kekurangan yang dimiliki. Untuk
menjadi manusia berkualitas tinggi, dua aspek kualitas harus ditingkatkan
secara terus-menerus:
1. Kualitas Ibadah
Introspeksi atas hubungan vertikal
kita dengan Allah SWT, termasuk salat, puasa, zakat, dan sedekah. Ibadah yang
benar harus diperbaiki agar tepat waktu, lengkap, dan optimal, tidak hanya
dijalankan sekadar gugur kewajiban. Kita harus beribadah dengan benar, sebab
ibadah yang benar akan membentuk karakter kita menjadi lebih baik.
2. Kualitas Hubungan Antarsesama (Muamalah)
Introspeksi atas hubungan horizontal
dengan sesama manusia, termasuk orang tua, sahabat, dan tetangga. Hubungan tersebut
harus dijaga dari egoisme, diselimuti dengan tutur kata yang baik, salam, dan
semangat tolong-menolong.
Dua kualitas tersebut menjadi fondasi. Namun, bagaimana cara
menerjemahkan fondasi ini menjadi karakter yang dapat diterapkan sehari-hari,
yang pada akhirnya, mampu membuat kita berani bermimpi dan berani mewujudkan
impian tersebut? Jawabannya terletak pada sepuluh pilar karakter.
Merancang Peta Karakter: 10 Pilar Kekuatan Diri Sebagai Kunci
Disiplin
Upaya untuk mengubah kebiasaan buruk (Change Your Bad
Habit) dan meraih disiplin sebagai kunci kesuksesan dapat kita petakan
melalui kerangka Sepuluh Karakter yang Mesti Melekat dalam Diri Seorang Muslim
untuk menjadi pribadi yang lebih unggul. Sepuluh pilar tersebut merupakan
blueprint bagi kita untuk mencapai derajat manusia unggul:
1. Akidah yang Bersih
Akidah yang bersih adalah pilar pertama, keyakinan yang
sangat erat hubungannya dengan keyakinan kepada Tuhan. Akidah yang bersih
membuat seseorang selalu merasa berada dalam pengawasan dan kuasa Tuhan di mana
pun ia berada, sehingga ia senantiasa menjaga perbuatannya. Akidah yang bersih
adalah dasar untuk berpikir, beribadah, dan bertindak.
2. Ibadah yang Benar
Ibadah yang benar adalah fondasi keimanan. Jika ibadah sering
bolong atau tidak benar, maka keimanan akan mudah goyah dan runtuh. Ibadah yang
benar akan membentuk karakter yang lebih baik, mempererat hubungan vertikal
dengan Sang Pencipta, dan membentuk hubungan horizontal dengan sesama makhluk
Tuhan, karena akan menanamkan nilai-nilai kebaikan.
3. Akhlak yang Kokoh
Akhlak adalah gambaran batin yang diekspresikan melalui
tindakan, dan merupakan asas terpenting dalam kehidupan bermasyarakat. Rasulullah
Muhammad SAW bersabda, hal yang paling banyak memasukkan manusia ke surga
adalah "Bertakwa kepada Allah dan berakhlak mulia". Dengan akhlak
yang kokoh, kita dapat membangun hubungan sosial yang harmonis, yang juga
merupakan bagian dari kualitas hubungan antarsesama.
4. Kekuatan Jasmani
Kekuatan jasmani adalah fondasi untuk membangun jiwa yang
kuat, sebagaimana pepatah Latin: "Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa
yang kuat". Raga yang sehat menunjang setiap kegiatan, terutama
kegiatan beribadah. Salah satu kebiasaan baik adalah berolahraga, yang membuat
seseorang lebih tangkas. Disiplin menjaga kesehatan adalah salah satu
manifestasi disiplin diri.
5. Cerdas dalam Berpikir
Kecerdasan adalah modal utama dalam menghadapi tantangan dan
dinamika zaman. Dengan akal, kita dapat merenungkan nikmat dan mempelajari
hukum alam semesta, yang dalam Islam dikenal sebagai ayat-ayat kauniyah.
Allah berfirman: “Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Apakah sama orang-orang yang
mengetahui (hak-hak Allah) dengan orang yang tidak mengetahui (hak-hak Allah)?’.
Sesungguhnya hanya ulul albab (orang yang berakal sehat) yang dapat menerima
pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9). Kecerdasan inilah yang perlu diasah
terus-menerus, relevan dengan semangat belajar dan pengembangan ilmu.
6. Berjuang Melawan Hawa Nafsu
Inilah esensi dari tema "Change Your Bad Habit".
Melawan hawa nafsu disebut sebagai perang akbar atau perang besar,
dengan pahala yang lebih besar daripada berperang melawan musuh Allah. Rasulullah
Muhammad SAW bersabda bahwa orang yang beriman adalah orang yang menjadikan
hawa nafsunya mengikuti ajaran Islam. Kebiasaan buruk adalah manifestasi dari
hawa nafsu yang tidak terkontrol. Kunci untuk mengubah kebiasaan buruk adalah
memenangkan perang melawan diri sendiri.
7. Pandai Menjaga Waktu
Waktu adalah sesuatu yang paling berharga. Pepatah Arab
mengatakan, "Al-waqtu, ka as-syaif" (waktu seperti pedang). Jika
kita tidak pandai menjaganya, kita akan terluka atau merugi. Pepatah Inggris: "Time
is money" (waktu adalah uang) juga menegaskan betapa berharganya waktu.
Disiplin waktu adalah manifestasi nyata dari kedisiplinan.
8. Teratur dalam Urusannya
Orang yang teratur memiliki sifat disiplin yang tinggi dan
bertanggung jawab, serta bersikap profesionalisme. Keteraturan adalah cerminan
hidup normal dan tertata, dan hanya dimiliki oleh orang yang bertanggung jawab
dan memegang teguh janji. Dengan menjadi teratur, sifat amanah dan dapat
dipercaya akan melekat dalam diri kita. Sifat tersebut adalah kunci penting
dalam meraih kesuksesan yang diimpikan.
9. Memiliki Kemampuan atau Usaha Sendiri/Mandiri
Mandiri berarti mampu bertanggung jawab atas diri sendiri,
tidak merepotkan, dan tidak memberatkan orang lain. Hidup mandiri melatih kita
untuk pandai mengatur hidup, bertanggung jawab atas setiap pilihan, dan
bertahan dalam setiap keadaan. Kemandirian adalah wujud dari karakter yang
kuat.
10. Bermanfaat bagi Orang Lain
Manusia tidak dapat hidup sendiri, sehingga harus peduli
dengan lingkungan sekitar. Orang yang bermanfaat bagi orang lain adalah orang
yang telah berhasil mengesampingkan ego. Bermanfaat bagi Orang Lain adalah
penutup dan puncak karakter. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Khairu
an-naas, anfa'ahum li an-naas." (Sebaik-baik manusia adalah yang
bermanfaat bagi orang lain).
Strategi Mengubah Kebiasaan
Setelah memahami 10 pilar tersebut, kita tahu bahwa inti dari
"Change Your Bad Habit" bukanlah sekadar berhenti melakukan
hal buruk, melainkan menggantinya dengan kebiasaan yang membangun 10 pilar itu.
Kebiasaan buruk adalah manifestasi dari kurangnya Berjuang Melawan Hawa
Nafsu dan kegagalan dalam menerapkan Pandai Menjaga Waktu dan Teratur
dalam Urusannya.
Marilah kita detailkan langkah-langkah praktis berbasis 10
pilar untuk mengubah kebiasaan buruk menjadi energi positif:
Langkah 1: Identifikasi Kebiasaan Buruk sebagai
"Penghambat Pilar"
- Contoh
Kebiasaan Buruk:
Menunda pekerjaan/belajar (Stop Bermalas-malasan).
- Pilar
yang Terhambat:
Waktu terbuang, Urusan tidak teratur, dan Potensi kecerdasan tidak
termanfaatkan.
- Aksi
Perubahan: Ubah
menjadi Ibadah Sunnah Waktu: Begitu sadar menunda, segera ambil
wudu dan laksanakan salat sunnah dua rakaat. Ini memperkuat pilar Ibadah
yang Benar yang langsung berdampak pada disiplin diri, karena ibadah
yang benar akan membentuk karakter yang lebih baik.
Langkah 2: Perangi Hawa Nafsu dengan Skala Prioritas
Buku Change Your Bad Habit menyarankan untuk Mendesain
Peta Kehidupan dan Berani Bermimpi, Berani Mewujudkan. Peta
kehidupan dan impian yang jelas akan memberikan energi positif yang lebih besar
daripada kenikmatan sesaat dari kebiasaan buruk.
- Teknik: Gunakan prinsip Teratur untuk
menyusun Peta Hidup. Tuliskan tujuan jangka pendek (1 bulan) dan
jangka panjang (5 tahun), termasuk tujuan ibadah, fisik, dan intelektual. Setiap
kali hawa nafsu muncul (misalnya: ingin begadang main game), tanyakan: Apakah
tindakan tersebut akan mendukung Peta Kehidupanku? Jika tidak, maka
itu adalah bagian dari "perang besar" yang harus dimenangkan.
Langkah 3: Jadikan Ibadah dan Kebaikan Sosial
Sebagai Standar Kualitas
Kualitas diri seorang High Quality Person diukur dari
kualitas ibadahnya dan kualitas hubungannya dengan sesama.
- Kualitas
Ibadah:
Perbaiki kualitas salat wajib (usahakan berjamaah dan tepat waktu) dan
tambah dengan sunnah (dhuha, tahajud) sebagai pelengkap. Ini adalah
praktik nyata dari Disiplin Kunci Kesuksesan.
- Kualitas
Sosial: Setiap
hari, lakukan minimal satu hal baik yang bermanfaat bagi orang lain,
sekecil apa pun itu, seperti memberi salam atau membantu hal sederhana. Ini
adalah cara termudah untuk mengesampingkan ego dan menjadi Insan Kamil.
Langkah 4: Jadikan Al-Qur'an dan Buku sebagai Sahabat Terbaik
Untuk memperkuat Cerdas Berpikir, kita perlu sumber ilmu.
- Implementasi: Jadikan Al-Qur'an sebagai
petunjuk dan obat , dan jadikan buku sebagai sahabatmu. Kebiasaan membaca
dan merenungi akan memperkuat akal, menjauhkan dari depresi , dan membantu
kita untuk tidak hanya menjadi follower, tetapi menjadi trendsetter,
yang mampu berkreasi dan berinovasi (Be Creative, Be Innovative).
Menanam Kebaikan, Menuai Keunggulan
Perubahan kebiasaan buruk menjadi karakter yang kuat bukanlah
tugas semalam. Perubahan tersebut adalah proses harian yang membutuhkan
ketekunan, disiplin, dan refleksi diri. Namun, dengan menjadikan Sepuluh Pilar
Karakter ala Insan Kamil sebagai kompas, kita memiliki panduan yang
jelas.
Dengan memperbaiki diri, kita tidak hanya menjadi orang yang
baik, tetapi juga menjadi orang yang sukses. Pada akhirnya, buku Change Your
Bad Habit mengingatkan kita pada janji universal: Siapa Menanam Akan Menuai.
Setiap usaha yang kita kerjakan, sekecil apa pun, pasti akan mendapat balasan
dari Allah SWT.
Mari kita mulai hari ini, tinggalkan kemalasan, beranilah
keluar dari zona nyaman, dan fokuslah untuk memperbaiki kualitas pribadi, sebab
dengan demikian, kita akan semakin dekat dengan Tuhan kita dan akan meraih
sukses, baik di dunia maupun di akhirat. Inilah cara sejati untuk mengubah
kebiasaan buruk, bukan hanya menjadi pribadi yang lebih baik, tetapi menjadi
pribadi yang unggul dan bermanfaat bagi semesta.

Posting Komentar untuk "MENGAPLIKASIKAN PRINSIP DISIPLIN DIRI AL-QUR’AN: MENGUBAH KEBIASAAN BURUK MENJADI KEKUATAN KARAKTER ALA ‘INSAN KAMIL’"
Posting Komentar