OLIMPIADE MADRASAH INDONESIA 2025: MELIHAT MASA DEPAN RISET INDONESIA DI TANGAN GENERASI MADRASAH

Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) menjadi ajang prestisius yang tidak hanya menguji kemampuan akademik, tetapi juga kreativitas dan jiwa penelitian murid madrasah di seluruh Indonesia. Pada tahun 2025 ini, OMI Bidang Riset kembali menunjukkan geliatnya dengan mengumumkan ratusan proposal penelitian yang lolos seleksi tahap pertama. Pengumuman resmi yang diterbitkan oleh Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah pada 23 September 2025 memuat daftar judul-judul penelitian inovatif dari jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs) hingga Madrasah Aliyah (MA).

Apa yang menarik dari daftar tersebut bukan sekadar jumlahnya, tetapi kualitas, relevansi, dan kedalaman isu yang diangkat oleh para peneliti muda. Mereka tidak hanya berkutat pada teori, tetapi langsung menyentuh persoalan nyata di masyarakat, mulai dari krisis lingkungan, transformasi digital, kesehatan, hingga upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Suistainable Development Goals (SDGs), dengan pendekatan yang segar dan seringkali mengintegrasikan nilai-nilai keislaman.

Tiga Tema Utama yang Menjadi Medan Eksplorasi

OMI Bidang Riset 2025 mengusung tiga tema utama yang sangat kontekstual dengan perkembangan zaman:

1. Integrasi Keislaman dan Kelimuan (Ekoteologi)

Tema tersebut mendorong peserta untuk melihat ayat-ayat kauniyah (alam semesta) melalui kacamata sains modern, sekaligus menghubungkannya dengan nilai-nilai tauhid dan kewajiban manusia sebagai khalifah di bumi.

2. Sustainable Development Goals (SDGs)

Fokus pada pencapaian tujuan global Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), seperti pengentasan kemiskinan, pendidikan berkualitas, energi bersih, dan kehidupan yang berkelanjutan.

3. Transformasi Digital untuk Pembangunan Nasional

Mengeksplorasi pemanfaatan teknologi digital seperti Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), dan Augmented Reality (AR) untuk menyelesaikan masalah pembangunan di Indonesia.

Tren Inovasi yang Menonjol dari Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Murid-murid MTs menunjukkan bahwa usia bukanlah penghalang untuk berinovasi. Beberapa tren yang mencolok dari proposal mereka adalah:

  •  Kepedulian Lingkungan yang Kuat

Banyak proposal yang fokus pada solusi sampah plastik, seperti mengolahnya menjadi Bahan Bakar Minyak atau BBM ("PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK MENJADI BBM MENGGUNAKAN METODE DESTILASI DENGAN ALAT SEDERHANA" dengan peneliti Meisa Sugiana dari MTs Swasta Al Halim, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten) atau membuat sedotan alternatif dari ubi ungu ("PEMANFAATAN POTENSI UBI UNGU (IPOMOEA BATATAS L.) SEBAGAI PENGGANTI SEDOTAN ALTERNATIF YANG RAMAH LINGKUNGAN" dari dengan peneliti Galih Hibban Nugraha, Ajeng Aafiyah Rahmadhini, dan Raden Annisa Dinda Safitri dari MTs Negeri 3 Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat). Konsep ekoteologi juga banyak diangkat, misalnya dalam penelitian tentang kosmologi Jawa dan konservasi hutan adat.

  •  Inklusivitas dan Pendidikan untuk Semua

Terlihat concern yang tinggi terhadap teman-teman disabilitas. Inovasi seperti "IGROLEXIA: INOVASI MEDIA INTERAKTIF ISLAMI UNTUK MENDUKUNG LITERASI ANAK DISLEKSIA" (Peneliti: Hilwatul Amali Sholiha, Anandita Rahmadani, dan Nimas Yasa Febria Pratama dari MTs Yusuf Annur, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur) dan "INTEGRASI VIRTUAL REALITY UNTUK SIMULASI HAJI DAN UMRAH INOVATIF BAGI TUNA RUNGU DALAM PEMBELAJARAN PAI" (Peneliti: Arfan Anindito dan Taufiq Arrosyid dari MTs Negeri 6 Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) menunjukkan empati dan kepekaan sosial yang luar biasa.

  •  Pemanfaatan AI dan IoT yang Semakin Masif

Meski masih MTs, banyak murid yang telah memanfaatkan teknologi canggih. Contohnya adalah "LA TUFSIDU FIL-ARDH: GAMIFIKASI TERINTEGRASI AI UNTUK MENUMBUHKAN KESADARAN KONSERVASI BERDASARKAN TINJAUAN QS, AL-A’RAF AYAT 56" (Peneliti: Muhammad Madih Taufiqul Aziz, Fakhriy Zhafran Alkhairi, dan Muhammad Hilmi Rosyadi dari MTs Swasta Riyadlotut Thalabah, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah) dan "SMART FARMING IoT DAN SENSOR ETILEN UNTUK PRODUKSI PADI BERKELANJUTAN" (Peneliti: Khanzafa Rarasati Sybilla Andianto, Raisya Zahrani Sakina, dan Soltan Yuda Legawa dari MTs Negeri 1 Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur).

Kedalaman dan Kompleksitas Riset dari Madrasah Aliyah (MA)

Di jenjang MA, penelitian yang diusulkan tidak hanya inovatif tetapi juga menunjukkan tingkat kompleksitas metodologi yang lebih tinggi:

  •  Konvergensi Disiplin Ilmu

Banyak penelitian yang menggabungkan berbagai bidang. Misalnya, "EKPLORASI β-SITOSTEROL MINYAK ZAITUN SEBAGAI ORAL NANOFARMASI RESPONSIF DMT2 TERINTEGRASI GOx BERLANDASKAN EKOTEOLOGI ISLAM" (Peneliti: Karissa Azalia Dwi Amira, Iffah Izzatuzzahroh, dan Zhafara Ammar Hafizha dari MA Negeri 2 Kota Kediri, Provinsi Jawa Timur) yang menggabungkan farmasi, nanoteknologi, dan ekoteologi. Atau "BREATH MEETS MACHINE LEARNING: SVM EDGE AI UNTUK SKRINING DIABETES TIPE 2" (Peneliti: Rahiya Putri Wanutama, Minjava Safina Mukminin, dan Haifa Maryam Qonita dari MA Negeri Insan Cendekia Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat) yang memadukan kedokteran, ilmu data, dan teknik.

  •  Solusi Teknologi untuk Masalah Lokal

Murid MA jeli melihat masalah di sekitarnya dan menawarkan solusi teknologi. "ARMILLA IoT: WEARABLE QUR’ANIC AUDIO NAVIGATION DENGAN GPS REAL-TIME UNTUK KEMANDIRIAN TUNANETRA" (Peneliti: Arum Tri Wijayanti, Annisa Hilwa Ayatulhusna, dan Wulan Safitri dari MA Negeri 2 Cilacap, Provinsi Jawa Tengah) adalah contoh nyata bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah spesifik di komunitas tertentu.

  • Pelestarian Budaya dan Kearifan Lokal dengan Pendekatan Digital

Beberapa proposal berusaha melestarikan warisan budaya dengan cara modern, seperti "PELESTARIAN BAHASA DAN AKSARA LONTARA MELALUI APLIKASI RUPASULAPA BERBASIS ARTIFICIAL INTELLIGENCE DI MAN SE-KOTA MAKASSAR" (Peneliti: Reina Trisaputri dan Ashila Zahirah Armin dari MA Negeri 2 Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan) dan "LAMLAMU: TRANSFORMASI BELAJAR SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM BERBASIS VIRTUAL REALITY" (Peneliti: Danastri Aulia Dewi dan Kharisma Angelina Subastian dari MA Negeri 2 Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah).

Highlight Beberapa Proposal yang Sangat Menarik

Beberapa judul penelitian patut mendapat sorotan khusus karena keunikan dan potensi dampaknya:

1. "NailLysis: SISTEM PENDUKUNG DIAGNOSIS NON-INVASIF ANEMIA BERBASIS WARNA KUKU DAN SENSOR CAHAYA" (Peneliti: Annassyah Rizqy Anandafi dan Alif Fataah Rizqy Anandafi dari MTs Negeri 9 Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)

Ide yang sederhana namun brilian, berpotensi menjadi alat diagnosis awal yang murah dan mudah diakses.

2. "SilentMelody: PENDEKATAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI TERAPI PENGENDALIAN HASRAT SEKSUAL PADA REMAJA" (Peneliti: Lalu Fasya Abiyyu Ramdhani dan Abdul Halim Adzkar dari MA Negeri Insan Cendekia Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat)

Sebuah pendekatan yang sangat kreatif dan jarang tersentuh untuk mengatasi masalah kesehatan mental remaja.

3. "BLUE ECONOMY DAN KEADILAN SOSIAL: RELASI EKONOMI BURUH NELAYAN, PEMILIK KAPAL, DAN PEMERINTAH MUARA BARITO" (Peneliti: Mutia Auliana Putri, Laili Najwa, dan Nor Hikmah dari MA Negeri 5 Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan)

Menunjukkan kemampuan analisis sosial-ekonomi yang mendalam pada isu aktual.

4. "BANYAK DZIKIR, BANYAK ENERGI: INTEGRASI AKTIVITAS SPIRITUAL DAN ENERGY HARVESTING MELALUI TASBIH ELEKTROMAGNETIK" (Peneliti: Caesar Refata Putra dan Nurul Aini dari MA Negeri Purwakarta, Provinsi Jawa Barat)

Sebuah integrasi yang unik antara praktik spiritual dan pemanenan energi terbarukan.

Tahap Selanjutnya: Presentasi Virtual

Para peserta yang lolos kini bersiap untuk tahap presentasi proposal yang akan dilaksanakan secara virtual pada tanggal 26 – 28 September 2025. Menurut pengumuman, mereka akan mempresentasikan ide penelitiannya selama 5 menit tanpa tanya jawab. Materi presentasi harus mencakup latar belakang, rumusan masalah, landasan teori, dan metodologi. Kelengkapan dan kejelasan penyampaian dalam waktu singkat tersebut akan menjadi kunci penilaian selanjutnya.

Apa yang Dapat Kita Pelajari?

Dari ratusan proposal yang lolos, setidaknya ada tiga pelajaran penting:

1. Madrasah adalah Pusat Inovasi yang Potensial

Data ini membantah stigma bahwa pendidikan madrasah tertinggal. Justru, integrasi iman dan ilmu menjadikan pendekatan penelitian holistik dan berkarakter.

2. Generasi Z Indonesia Sangat Peduli dan Melek Teknologi

Mereka menggunakan teknologi bukan hanya untuk hiburan, tetapi sebagai alat untuk berkontribusi pada masyarakat dan lingkungan.

3. Masa Depan Riset Indonesia Cerah

Dengan bimbingan dan dukungan yang tepat, para peneliti muda dapat berkembang menjadi ilmuwan dan inovator yang akan membawa nama Indonesia di kancah global.

Penutup

Daftar panjang proposal yang lolos seleksi OMI Bidang Riset 2025 adalah seperti secercah cahaya di tengah berita-berita yang seringkali membuat pesimis. Karya-karya tersebut adalah bukti nyata bahwa semangat keilmuan, kreativitas, dan kepedulian sosial tumbuh subur di tanah air. Mereka adalah hidden gems yang perlu kita dukung.

Selamat kepada semua peserta yang lolos! Persiapan presentasi adalah langkah krusial berikutnya. Bagi kita semua, mari kita ikuti perkembangan mereka dan beri apresiasi setinggi-tingginya. Siapa tahu, dari merekalah akan lahir penemu berikutnya yang mengubah dunia.

PENGUMUMAN HASIL PENILAIAN DAN REVIEW PROPOSAL PESERTA OLIMPIADE MADRASAH INDONESIA BIDANG RISET TAHUN 2025 

Posting Komentar untuk "OLIMPIADE MADRASAH INDONESIA 2025: MELIHAT MASA DEPAN RISET INDONESIA DI TANGAN GENERASI MADRASAH"