STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN 2025: FLEKSIBILITAS DAN PENGUATAN KARAKTER DI ERA DIGITAL
Sebagai orang tua, pendidik, atau pemerhati pendidikan, memahami kerangka kurikulum yang diterapkan di sekolah/madrasah adalah hal yang krusial. Bagi Anda yang memiliki anak atau sedang mempertimbangkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah (MTs), kurikulum terbaru yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama (Keputusan Menteri Agama/KMA Republik Indonesia Nomor 1503 Tahun 2025) menawarkan sejumlah terobosan signifikan. Struktur kurikulum tersebut tidak hanya dirancang untuk mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga untuk membentuk karakter, mengakomodasi bakat, dan mempersiapkan murid menghadapi tantangan zaman, termasuk di dunia digital.
Artikel berikut akan mengupas tuntas struktur kurikulum MTs berdasarkan regulasi terbaru, dengan penekanan pada keunikan, fleksibilitas, dan peluang baru yang ditawarkannya
Struktur kurikulum MTs 2025 dibangun atas dua pilar
utama: pembelajaran intrakurikuler dan kokurikuler.
Keduanya saling melengkapi untuk mencapai tujuan pendidikan yang holistik.
- Pembelajaran
Intrakurikuler adalah
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk tatap muka klasikal,
yang menjadi tulang punggung penyampaian materi pelajaran.
- Pembelajaran
Kokurikuler adalah
kegiatan yang dirancang untuk memperdalam dan menguatkan kompetensi dari
mata pelajaran tertentu. Kegiatan tersebut bisa berupa proyek, praktik,
portofolio, atau bentuk aktivitas lainnya di luar kelas yang terjadwal.
Yang menarik, alokasi waktu untuk kokurikuler tersebut tidak
sembarang. Sebagai contoh, pada mata pelajaran Al-Qur'an Hadis dan Pendidikan
Pancasila di kelas VII, terdapat alokasi 36 JP (Jam Pelajaran) per
tahun untuk kokurikuler. Pengalokasian waktu kokurikuler tersebut menunjukkan
komitmen untuk tidak hanya menghafal teori, tetapi juga menginternalisasi
nilai-nilai agama dan Pancasila dalam kehidupan nyata melalui kegiatan yang
lebih aplikatif.
Peta Perjalanan Belajar dari Kelas VII hingga IX
Struktur kurikulum MTs dibagi per tingkat kelas, dengan
asumsi waktu yang sedikit berbeda. Kelas VII dan VIII diasumsikan memiliki 36
minggu efektif per tahun, sedangkan Kelas IX memiliki 32 minggu, mungkin untuk
mengakomodasi persiapan kelulusan. Durasi setiap JP adalah 40 menit.
1. Mata Pelajaran Wajib: Fondasi Ilmu dan Karakter
Inti dari kurikulum madrasah tahun 2025 terletak pada mata
pelajaran wajib, yang merupakan kombinasi antara ilmu agama dan ilmu umum.
Komposisi tersebut mencerminkan visi pendidikan madrasah yang integratif.
Beberapa hal yang mencolok:
- Bahasa
Indonesia mendapatkan
porsi waktu yang sangat besar, menekankan pentingnya penguasaan bahasa
nasional sebagai alat komunikasi dan penyerapan ilmu lainnya.
- Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mendapatkan peningkatan alokasi waktu yang signifikan
di kelas VIII, menunjukkan fokus pada penguatan logika dan sains di
tingkat menengah.
- Informatika telah menjadi mata
pelajaran wajib, sebuah langkah progresif untuk melek teknologi sejak
dini.
2. Seni, Budaya, dan Prakarya: Menyalurkan Bakat dan
Kreativitas
Madrasah diberikan keleluasaan dalam menyelenggarakan mata
pelajaran Seni, Budaya, dan Prakarya. Madrasah hanya diwajibkan
menyediakan minimal satu dari delapan pilihan: Seni Musik,
Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, Prakarya Budi Daya, Prakarya Kerajinan, Prakarya
Rekayasa, atau Prakarya Pengolahan. Idealnya, murid bebas memilih satu jenis pilihan
yang paling sesuai dengan bakat dan minatnya.
Pendekatan tersebut sangat manusiawi. Alih-alih memaksa semua
murid mahir dalam semua seni, kurikulum memberi ruang bagi individualitas.
Seorang murid yang berbakat di bidang teater bisa fokus di bidang tersebut,
sementara murid yang suka bertani bisa memilih Prakarya Budi Daya.
3. Mata Pelajaran Pilihan dan Muatan Lokal: Ruang untuk
Personalisasi dan Kearifan Daerah
Salah satu aspek paling menarik dan fleksibel dari kurikulum madrasah
tahun 2025 terletak pada mata pelajaran pilihan dan muatan lokal.
- Koding
dan Kecerdasan Artifisial: Mata pelajaran pilihan tersebut adalah jawaban
atas tantangan era Revolusi Industri 4.0. Madrasah dapat menyediakannya
sesuai dengan sumber daya yang dimiliki, dan murid dapat memilihnya
berdasarkan minat. Alokasinya maksimal 2 JP per minggu (72 JP/tahun untuk
Kelas VII-VIII, 64 JP/tahun untuk Kelas IX). Penyediaan mata pelajaran
pilihan koding dan kecerdasan artifisial adalah sinyal kuat bahwa madrasah
tidak ketinggalan dalam mempersiapkan generasi masa depan di bidang
teknologi digital.
- Muatan
Lokal: Muatan
lokal adalah jiwa dari kurikulum madrasah tahun 2025. Cakupannya sangat
luas, meliputi:
- Keagamaan
- Seni
Budaya
- Prakarya
- Penjdidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)
- Bahasa
- Teknologi
- Riset
Pelaksanaannya pun fleksibel: bisa diintegrasikan ke mata pelajaran lain, ke dalam tema kokurikuler, atau menjadi mata pelajaran berdiri sendiri. Alokasi waktunya bervariasi, mulai dari 72 JP hingga 216 JP per tahun untuk Kelas VII dan VIII, dan 64 JP hingga 193 JP per tahun untuk Kelas IX. Fleksibilitas tersebut memungkinkan setiap madrasah menonjolkan kekhasannya. Misalnya, madrasah di daerah pesisir bisa punya muatan lokal tentang kelautan, sementara di daerah agraris tentang pertanian.
Berikut adalah tabel alokasi waktu mata pelajaran MTs kelas
VII:
Berikut adalah tabel alokasi waktu mata pelajaran MTs kelas VIII:
Berikut adalah tabel alokasi waktu mata pelajaran MTs kelas IX:
Prinsip-Prinsip Khusus yang Memanusiakan Proses Belajar
Struktur kurikulum MTs tahun 2025 didukung oleh sejumlah
prinsip implementasi yang sangat progresif:
1. Pendidikan Inklusif: Madrasah
yang menyelenggarakan pendidikan inklusif dapat menambahkan mata
pelajaran Program Kebutuhan Khusus sesuai kondisi murid. Penambahan
mata pelajaran tersebut adalah wujud nyata dari pendidikan yang berkeadilan.
2. Layanan untuk Murid Berbakat Istimewa
(Akselerasi): Murid dengan potensi kecerdasan istimewa dapat diberikan
percepatan pemenuhan beban belajar, pendalaman, dan pengayaan materi. Penting
untuk dicatat bahwa layanan tersebut bersifat individual, bukan
dalam bentuk kelas akselerasi terpisah. Sifat tersebut mencegah labeling dan
memastikan setiap murid berkembang sesuai ritmenya.
3. Penguatan Program Khusus: Madrasah
yang memiliki program unggulan seperti keagamaan, kesenian, atau olahraga,
dapat menggunakan alokasi muatan lokal untuk memperkuat kompetensi khusus
tersebut.
4. Diversifikasi Kurikulum: Kurikulum
dapat dirancang dengan mengambil konten dari kearifan lokal, kekhasan madrasah,
potensi daerah, atau program nasional. Prinsip "Merdeka Belajar"
benar-benar diterapkan pada diversifikasi tersebut.
5. Fleksibilitas Tambahan Jam Pelajaran: Madrasah
diperbolehkan menambah jam pelajaran maksimal 6 JP per minggu berdasarkan
analisis kebutuhan murid dan ketersediaan waktu. Tambahan tersebut memberi
ruang bagi madrasah untuk lebih responsif terhadap kondisi nyata di lapangan.
Peran Strategis Tim Kokurikuler
Untuk mendukung kegiatan kokurikuler, dibentuklah Tim
Kokurikuler yang terdiri dari Koordinator dan Fasilitator. Mekanisme
beban kerjanya pun jelas:
- Fasilitator bisa guru mata pelajaran,
yang dihitung setara dengan 1 JP per rombongan belajar.
- Koordinator
Kokurikuler memiliki
beban setara dengan 2 jam tatap muka per rombongan belajar per tahun,
dengan batas maksimal mengampu 3 rombongan belajar. Beban tersebut
memastikan bahwa koordinasi kegiatan kokurikuler mendapatkan pengakuan dan
kompensasi yang jelas.
Sebuah Terobosan Menuju Pendidikan yang Relevan dan Bermakna
Struktur Kurikulum MTs 2025 bukan sekadar dokumen
administratif. Struktur tersebut merupakan sebuah peta jalan yang visioner.
Kurikulum tersebut berhasil menyeimbangkan antara standar nasional (melalui
mata pelajaran wajib) dengan kekhasan lokal dan minat individu (melalui muatan
lokal dan mata pelajaran pilihan).
Dengan memasukkan Koding dan Kecerdasan Artifisial sebagai
pilihan, madrasah diajak untuk melompat ke masa depan. Dengan memberikan porsi waktu
pada kokurikuler dan muatan lokal, proses belajar menjadi lebih
kontekstual dan bermakna. Dan dengan prinsip inklusi dan layanan
individual, kurikulum madrasah 2025 menunjukkan wajah pendidikan yang
memanusiakan.
Bagi orang tua dan murid, hal ini adalah kabar gembira. Madrasah Tsanawiyah kini bukan lagi sekadar alternatif, tetapi menjadi pilihan utama yang menawarkan pendidikan komprehensif, berkarakter, dan siap menghadapi masa depan, tanpa melupakan jati diri dan akar budaya bangsa.







Posting Komentar untuk "STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN 2025: FLEKSIBILITAS DAN PENGUATAN KARAKTER DI ERA DIGITAL"
Posting Komentar